Minggu, 04 Oktober 2009

Teddy Bear Museum di Jeju Island

Beberapa waktu lalu, salah seorang rekan kerja saya yang bernama Miss Maya berkata bahwa kerabatnya dikirim ke Korea Selatan untuk menuntut ilmu disana.
Gadis ini langsung heboh memberitahu saya, bahwa dia minta oleh - oleh VCD Boys Before Flowers dengan English Subtitle.
Ternyata seminggu yang lalu, dia dengan sedih memberitahu saya bahwa dia batal mendapatkan VCD tersebut.
Kerabatnya malah menawarkan boneka Teddy Bear dari Teddy Bear Museum di Jeju Island.
Sewaktu saya memberitahu dia bahwa museum itu pernah dijadikan tempat syuting Boys Before Flowers, dia menjadi sangat antusias lagi.
Benar, museum ini pernah dikunjungi Goo Jun Pyo dan tunangannya Han Jae Kyung sebagai tempat kencan paksa (karena Jae Kyung menyeret paksa Jun Pyo ke tempat ini) di episode 17 serial tersebut.


Museum ini dibuka pada 24 April 2001 di Jeju Island, Korea Selatan. Disini, Anda dapat mencari informasi apapun tentang Teddy Bear.



Ratusan boneka Teddy Bear berpakaian layaknya beberapa orang terkenal dan beradegan seperti beberapa sejarah dunia.




Tempat ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : the History Hall, the Art Hall dan the Project Exhibition Hall.
Di Jeju Teddy Bear Museum juga terdapat sebuah bar, café dan restoran, dimana Anda bisa menghabiskan waktu bersantai dengan para Teddy Bear.


Museum ini juga mempunyai gift shop, tempat dimana Anda dapat membeli Teddy Bear favorite Anda.

Jam buka :
09.00 - 19.00 (tiket dijual sampai jam 18:00)
Saat Summer (16 Juli - 25 Agustus) dibuka mulai jam 09.00 - 22.00 (tiket dijual sampai jam 21:00)

Harga tiket :
Dewasa : 6,000 won
Remaja: 5,000 won
Anak - anak: 4,000 won

Untuk mengunjungi Jeju Teddy Bear Museum ini, dari Jeju Airport Anda dapat menaiki bis tujuan Seogwipo.
Minta pada kernetnya, untuk turun di Jungmun Resort Complex.
Dari sini, hendaknya Anda uklam selama lima menit menuju Jeju Teddy Bear Museum.
Apabila Anda dari terminal bis Jeju, maka segeralah mencari bis bernomor 1100.
Lalu bilang "Kiri, pak!" saat melewati Jungmun forked road.

Semoga selamet sampai tujuan...
Waspadalah!


Salah satu ciri khas Kota Jember, yaitu JFC (Jember Fashion Carnaval) menjadi salah satu tema dari 5 finalis Eagle Awards
Diyakini, “Merajut Impian di Balik Catwalk Jalanan” (“Weaving Dreams From a Street Catwalk”), oleh Taufan Agustiyan Prakoso dan Mohammad Abdul Malik menjadi underdog dalam kompetisi ini.
Dalam film ini, tersebutlah Rohim Andriawan, seorang pemuda desa yang ingin terlibat langsung dalam karnaval JFC.
Dia menggunakan uang yang dimenangkannya dalam sebuah arisan, untuk membuat kostum rancangannya sendiri.

Dua mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini berhasil lolos dalam seleksi tahap akhir kompetisi film dokumenter Eagle Awards Metrotv 2009.
Mereka sukses setelah menyisihkan 10 kompetitor untuk melaju ke lima besar dalam seleksi Pitching Forum. Dalam release eagle awards.com, Sabtu (11/7), disebutkan Pitching Forum adalah proses seleksi akhir proposal Eagle Awards yang menentukan lima finalis yang akan mendapatkan beasiswa terbatas untuk mewujudkan film dokumenter.
Taufan yang merupakan arek asli Jember sangat optimis, karena tema yang mereka angkat ini sangat unik dan sifatnya mendunia.


Jember Fashion Carnaval (JFC)


Diawali pada tahun 1998, berdirinya Rumah Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari keinginan Dynand Fariz sebagai pendidik di bidang fashion tidak hanya memahami teori saja tetapi juga terjun langsung sebagai praktisi sehingga tahu persis keadaan di lapangan.
Tahun 2001, dimulainya acara Pekan Mode Dynand Fariz dimana seluruh karyawan selama sepekan harus berpakai sesuai dengan trend fashion dunia.
Tahun 2002, dimulainya acara pekan Mode Dynand Fariz dengan berkeliling kampung dan alun-alun Jember. Mulai timbul gagasan untuk menyelanggarakan JFC.
1 Januari 2003, JFC 1 diselenggarakan bersamaan dengan HUT Kota Jember dengan tema busana CowBoy, Punk dan Gypsy.
30 Agustus 2003, JFC 2 diselenggarakan bersamaan dengan TAJEMTRA dengan tema busana Arab, Maroko, India, China dan Jepang (Asia).
Dan pada 8 Agustus 2004, JFC 3 diselenggarakan dengan tema busana Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic dan Vintage.

Jember Fashion Carnaval (JFC) memegang erat Konsep 4E, yaitu :
EDUCATION (Pendidikan) : Melalui in house training para peserta diberikan pengetahuan merancang busana, fashion run way, fashion dance, presenter, rias dan make up dan melalui ajang kompetisi terlahir SDM yang percaya diri, terlahir instruktur, leader, koreografer, presenter, singer, enterpreneur, dll.
ENTERTAINMENT (Hiburan) : Sebagai even ekslusif yang dapat menjadi hiburan bagi masyarakat menyeluruh dari segala lapisan baik profesi, usia, pendidikan, latar belakang ekonomi dan sebagainya.
EXHIBITION (Pameran) : Menjadi pusat study atau research perihal Fashion Carnaval, menjadi obyek pengambilan foto bagi photographer professional dan banyak lainnya.
ECONOMIC BENEFIT (Pengembangan perekonomian) : Melalui penyelenggaraan even yang mempunyai konsep yang jelas, SDM yang berkualitas, berkesinambungan, menarik, memperoleh dukungan dari masyarakat, pemerintah dan wakil rakyat memungkinkan untuk menjadi potensi wisata unggulan yang dapat menggerakkan potensi wisata lainnya.

Sumber : www.jemberfashioncarnaval.com

;;