Sabtu, 27 Maret 2010

One Day With Woo Bin





















Jumat, 26 Maret 2010


Suatu hari yang cerah, saya disarankan menonton film ini oleh seorang teman. Pertama, saya agak ilfeel karena membaca judulnya saja sudah mirip dengan salah satu film favorit saya, A Walk to Remember. ”Pasti hampir sama dengan A Walk to Remember, kan?” Itu pertanyaan pertama saya. ”Iya sih, tapi coba tonton dulu deh” jawab teman saya itu. Akhirnya sayapun menontonnya, karena sedikit penasaran dengan film Korea yang satu ini. Dan ternyata...



Mengharukan! Memang hampir sama dengan A Walk to Remember (AWTR), tapi line storynya berbeda. AWTR mengisahkan tentang kisah cinta sepasang remaja, dimana seorang remaja pria berusaha untuk mewujudkan keinginan - keinginan terakhir dari gadis yang dicintainya, yang menderita penyakit Leukimia. A Moment to Remember (AMTR) mengisahkan tentang pasangan yang sudah menikah dan polemik yang harus mereka hadapi dengan adanya penyakit Alzheimer yang diderita oleh sang istri. Intinya, sama – sama mengisahkan tentang perjuangan hidup demi mempertahankan cinta sejati.


Adegan pertama, dibuka dengan seorang gadis yang menunggu sang pacar di stasiun kereta api. Gadis ini, Kim Soo Jin (diperankan oleh Son Ye Jin, di serialnya yang baru dia bakal bermain bersama Lee Min Ho, judulnya Personal Taste) ternyata tidak pernah bisa berangkat. Sang pacar tak pernah datang. Dengan hati yang sakit, ia kemudian pergi. Di sebuah supermarket, dia tiba – tiba saja mengambil Coke milik seorang pria secara tak sengaja (kepikunan ini merupakan gejala – gejala awal dari penyakit yang dia derita). Pria tersebut bernama Choi Chul Soo (diperankan dengan sangat pas oleh Jung Woo Sung). Si pria hanya bisa tercengang dengan tingkah aneh Soo Jin. Jalannya cerita akhirnya mempertemukan mereka kembali. Soo Jin secara tak sengaja bertemu dengan pria ini lagi di perusahaan kontraktor milik ayah Soo Jin, ternyata Chul Soo adalah mandor di perusahaan tersebut. Setelah ”jadian”, akhirnya mereka sepakat untuk meresmikan hubungan ke jenjang pernikahan (walaupun sempat ditentang oleh ayah Soo Jin, tapi sang ayah akhirnya luluh melihat kesungguhan cinta mereka).



Seiring berjalannya waktu, ada beberapa kejadian ganjil yang terjadi setelah mereka berdua menikah. Soo Jin seringkali pikun, dimana hal ini ditandai dengan tidak mampu mengingat jalan pulang menuju rumah dan sering lupa menaruh sesuatu. Sampai akhirnya ia mengkonsultasikan masalah ini ke seorang dokter dan kemudian menjalani beberapa tes. Dari hasil tes, dokter akhirnya memvonis dia menderita penyakit Alzheimer. Dokter berkata, “Walaupun usiamu baru 27 tahun, itu mungkin saja. Kematian secara mental akan terjadi sebelum kematian secara fisik. Nyaris tak ada yang dapat kau lakukan. Kau akan lupakan keluargamu, teman-teman dan bahkan dirimu sendiri. Semua ingatanmu akan terhapus total”



Soo Jin berusaha menyembunyikan penyakit itu dari suaminya, Chul Soo. Namun lama kelamaan Chul Soo tahu dan sempat terjadi pertengkaran di antara mereka berdua, karena tiba-tiba Soo Jin meminta suaminya menceraikan dirinya karena ia merasa kehidupan mereka tidak akan bahagia karena penyakit yang dia derita. Chul Soo tidak menyetujui ide itu, karena perceraian bukanlah jalan keluar bagi masalah mereka.


Yang menyedihkan, selang beberapa waktu penyakit tersebut tambah parah. Soo Jin mulai melupakan ingatan tentang Chul Soo, sedangkan yang malah diingatnya adalah kekasih lamanya. Chul Soo tetap menerima semuanya dengan lapang dada, dia melakukan segala upaya untuk mempertahankan ingatan Soo Jin. Diantaranya adalah membuat kertas pesan berwarna-warni yang isinya sangat romantis. Soo Jin akhirnya harus dirawat di tempat khusus. Chul Soo yang sangat terpukul tetapi setia mengunjungi sang istri di sanatorium.



Berikut surat yang diberikan Soo Jin pada suaminya ketika dia akan pergi :

Maaf. Maafkan aku. Aku tak pernah bermaksud menyakitimu….
Ya Tuhan, apa yang telah aku perbuat ?
Kau menangis ?
Aku tak mau melihatmu menangis atau menderita.
Aku ingin membuatmu bahagia.
Tapi aku hanya membuatmu menderita.
Chul Soo. Chul Soo.
Cintaku
Jangan salah paham.
Aku hanya cinta padamu.
Hanya kau yang ada di hatiku.
Aku hanya ingat dirimu. Sungguh.
Betapa inginnya kutunjukkan isi hatiku padamu.
Apa mungkin bisa kulakukan itu.
Saat ingatanku masih ada?
Oh….. Jantungku berdebar…
Aku
Kim Soo Jin.
Hanya mencintai Choi Chul Soo.
Aku tak ingin melupakan itu.
Seharusnya tidak kulupakan.
Tahukah kau itu?
Kau bisa merasakan hatiku?
Aku takut kehilangan ingatanku lagi….
Sebelum kukatakan padamu semuanya aku harus bilang.
Aku mencintaimu, dan aku mohon maaf.
Aku bertemu denganmu sebab aku pelupa.
Aku meninggalkanmu sebab aku pelupa.
Kau hal terindah yang pernah terjadi padaku
Betapa bersyukurnya aku pada Tuhan yang telah mengirimmu padaku.
Aku tak harus mengingatmu.
Kau adalah bagian dariku.
Senyumku, tawaku dan bauku sama sepertimu.
Aku mungkin melupakanmu.
Tapi aku tak bisa mengusirmu dari diriku.
Kau tak pernah katakan padaku kalau kau mencintaiku.
Tapi aku tahu jauh di lubuk hatiku bahwa kau mencintaiku.
Maafkan aku karena meninggalkanmu.
Kumohon.
Untuk terakhir kalinya.

Aku minta tolong.
Tolong tengok ayahku.





Film ini sangat saya rekomendasikan, karena banyak pelajaran yang akan kita dapat dari film ini. Diantaranya adalah kata - kata Soo Jin kepada Chul Soo yang tidak bisa memaafkan kesalahan ibunya. "Memaafkan berarti memberikan sedikit saja ruang dalam hatimu untuk kebencian. Seorang arsitek membangun rumah yang sejati di hatinya. Tapi kau memberikan seluruh ruang dalam rumah di hatimu kepada ibumu dan rasa bencimu.”


Dan akhirnya, saya jadi ingat pengorbanan ayah saya merawat ibu saya yang menderita koma, enam tahun yang lalu. Thank God, You gave us a chance to treasure every moment in this family.


Sumber : hancinema


;;